Hari itu turun salju di depan rumah ku dan sekaligus libur hari pertama. Teman-teman berjanji datang ke rumah pukul 07.00 aku pun bergegas mencuci muka dan menyiapkan mantel ku. Liburan pertama ini harus berjalan lancar, tubuh ku harus kuat. Ibu menyuruh ku untuk sarapan pagi di ruang makan keluarga.
"Iya ibu tunggu sebentar",sahut ku
Aku pun bergegas menuju ruang makan. Sungguh aku tak sabar untuk bermain bersama teman-teman hmm pasti menyenangkan. Aku terus memandangi jam dinding.
"Sarapan dulu, sekarang baru jam 06.30 pagi Calista",sahut ibu.
"Iya ibu, tapi aku tetap tidak sabar",sahut ku sambil tertawa kecil.
"Nanti jangan terlalu lama bermain ya, kamu tau kan apa yang akan terjadi nanti kalau..",sahut ibu.
"Aku selesai!!!",sahut ku lalu mengecup kening ayah dan ibu.
Akhirnya sarapan ku usai. Aku berlali kecil menuju halaman depan rumah.
"Mana teman-teman?",sahut ku.
Aku kembali ke kamar untuk mengambil mantelku,kaos kaki,kupluk, dan tak lupa aku memakai sepatu hangatku.
"Calista!!"
"Hah,itu teman-teman ku",sahut ku.
"Calista,ayo!!",sahut Greg
"Iya sebentar",aku sibuk memakai sepatu ku.
Kami pun bermain bersama, hari itu sangat menyengkan. Pertama kami menuju taman membuat bola salju, kami tertawa bersama. Setelah bermain di taman, kami berkeliling bersama lalu meluncur di atas salju.
Hari itu, adalah hari terindah yang paling indah yang pernah ku alami, padahal masih bnayak hari-hari yang pernah aku dan teman-teman lewati.
Ke esokan harinya, ya sesuai dugaanku, kemarin adalah hari yang paling menyenagkan karena apa? semenjak bermain salju bersama aku tak bisa bermain bersama teman-teman ku lagi.
Ada satu hal yang belum aku ceritakan pada kalian teman, aku sebenarnya sudah lama mengidap suatu penyakit ya, pada saat hari libur ku itu, aku tidak meminum obat ku. Ibu sudah ingatkan aku untuk tidak terlalu aktif saat bermain. Aku tidak bilang bahwa pada salju turun itu aku tidak meminum obatku. Aku pasti dimarahi ibu ya?hmm aku ingin saja satu hari tidak meminum obat. Akibat ulahku itulah aku seperti ini. Aku tergolek lemah tak berdaya. Aku sudah lama menginap leukimia teman. Aku sudah berusaha menguatkan raga ini. Aku menyesal ya penyesalan pun di akhir. Aku dikunjugi teman-teman semua, aku hanya bisa tersenyum kecil. Mereka selalu menemani ku dan menceritakan kisah mereka saat di sekolah.
Mungkin hati ku sudah terlalu menyerah pada ini semua tak ada semangat lagi, aku tak mengerti mengapa aku jadi seperti ini. Di dalam hati ini aku merasa bersalah sangat bersalah akan semua yang terjadi pada diri ku saat itu. Aku salah. Aku ingin mengulanng saat itu, ibu ayah maafkan aku.
Hingga akhirnya aku tak bisa bertemu lagi dengan semua hal. Tak ada lagi kisah semangat ayah dan ibu dalam membuatku bertahan. Tak ada lagi senyum teman-teman ku saat aku sudah bisa bermain dan bahagia bersama mereka. Maafkan aku. Maaf aku akan selalu bersama kalian dalam mimpi indah kalian semua aku akan tetap ada ibu ayah dalam detak jantung ayah dan ibu. Aku akan selalu ada walaupun raga ku tak lagi ada maafkan aku.