Jumat, 24 Juni 2011

Bodoh! (cerpen)

             Aku tau kok mungkin ini semua salah. Aku terlalu egois. Aku terlalu memikirkan diri ku sendiri. Hmm ya tiga tahun bukanlah masa-masa yang mudah untuk kita. Tapi mungkin kata 'kita' itu harus aku rubah. Ya, inilah keputusan ku. Satu tahun pertama. Pada saat satu tahun masa kita bersama aku rasaka ada yang berbeda, aku rasa kamu telah berbeda dan menjauh. Kamu sekarang bisa bayangkan setelah aku menunngu dan bersabar dan berusaha kuat, memperbaiki perasaan aku selama tiga tahun ini adalah sia-sia belaka!!. Kamu tahu sakitnya aku seperti apa?. Saat aku merasa ada yang berbeda aku berusaha mengingat masa indah kita. masa saat kita dulu pertama bertemu di kota jogja, di kota yang kalisk yang indah dan tentram. Ingatkah kamu?. Aku masih bersyukur jika kamu masih ingat masa itu. Hmm indah saat itu tak seindah saat cinta kita sekarang ini. Maka saat inilah aku kuatkan ke egoisan ku ini. Aku percayakan diri ku ini. Aku ambil keputusan bahwa saat ini, aku yakin tiga tahun ini sama saja aku menunggu sesuatu yang tak pasti. Cinta yang aku harapkan akan terus ada itu ternyata tak ada dan semua musnah. Kamu di tahun pertama sudah menyimpan persaan di lain hati bukan?. Katakan lah iya saat ini, karena saat ini aku sudah tidak perduli lagi dengan persaan mu yang berubah padaku. Satu tahun pertama yang menyedihkan. Di tahun ke dua, aku rasa ada yang berbeda pada dirimu lagi, kau selalu memalingkan wajah mu saat aku bicara serius dengan mu. Kau selalu terlihat ketakutan saat aku beratanya tentang teman baru mu itu. Ya teman baru mu, yang mungkin cinta mu yang baru. Kau pernah bialng pada ku saat di tahun kedua kita bersama kau akan pertemukan aku dengan keluargamu, tapi mana janji mu?saat aku tanyakan hal ini pada mu, kau hanya terdiam dan berusaha membahas hal yang lain. Kenapa?kenapa kau terus mempertahankan ini semua?padahal kau sudah merasa kita sudah tidak bisa bersama. Jadi saat ini akna aku katakan pada mu, bahwa aku sudah tidak bisa lagi menahan sakit ini. Aku pernah coba untuk putuskan semua ini, tapi kamu tak mau. Kamu membuat aku yakin bahwa kita bisa bersama. Bodohnya diriku masih percaya akan semua perkatan mu itu. Bodoh sungguh aku sangat bodoh sekali!!! bodohnya aku!!!. Maka sekarang aku katakan bahwa biarkan kita usai, jika kamu masih tak mau, maka kamu yang bodoh. Kamu yang bodoh, menutup perasaan yang kamu rasa. Biarkan kita berpisah demi sesuatu yang baik nanti. Sekarang kita pun tau siapa yang benar-benar egois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar