Sering aku merasa tersisihkan dan terabaikan. Sering pula aku merasa lain dari yang lain sering pula aku merasa tak dianggap walapun aku itu ada. Sering pula aku merasa rendah diri akan semua ini. Aku bingung harus bicara dengan siapa. Aku berusaha pasrah akan semua ini. Aku bingung harus bagaimana melawati rasa sakit ini. Mungkin mereka menganggap bahwa hal ini adalah biasa saja. Atau bahkan mereka memang benar-benar menganggap bahwa aku ini tidak ada. Memang aku ini tak satu arah,tak satu jalur, atau memang aku bahkan bukan sosok yang pantas untuk mereka dekati. Mungkin aku bagi mereka hanyalah itik yang buruk rupa yang satu kasta dengan mereka para angsa yang indah dan menawan itu.
Mereka bagaikan angsa yang indah dan ya tentu tak pantas lah sekumpulan angsa indah harus bersama itik yang buruk rupa. Tapi aku masih mensyukuri akan diriku ini masih ada yang bisa aku banggakan atas diriku yang sama halnya dengan itik yang buruk rupa. Aku masih bisa berlayar kesana kemari tanpa harus ada sesuatu yang membutaku risih. Aku masih bisa melakukan hal-hal yang mengasikan lainnya yang belum tentu dapat mereka rasakan dengnn leluasa. Itik buruk rupa belum tentu buruk tingkah laku dan cara berpikirnya. Itik buruk rupa akan selalu tersenyum karena senyum itik rupa akan lebih indah dan menarik, karena ada sesuatu yang lebih darinya. Ya kepribadiannya yang teguh dalam segala hal membuat senyumnya tampak lebih indah dan tegar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar